Pengertian Fonem
05.10
By
Unknown
SPRACHWISSENSCHAFT
2
komentar
BAB I
PENDAHULUAN
Kegiatan berbahasa
manusia selain secara lisan juga secara tulisan. Bunyi bahasa yang semula
terwujud dalam bentuk bunyi atau suara dalam bahasa tulis, bunyi-bunyi tersebut
akan terwujud dalam bentuk lambang bunyi yang disebut dengan huruf. Dalam hal
itu harus disadari bahwa huruf sebagai wakil dari bunyi atau sebagai lambang
bunyi tidak akan mampu mewakili secara lengkap dan sempurna.
Sebenarnya kita
merasakan perbedaan dalam bunyi bahasa, namun kita pun tahu bahwa perbedaan itu
tidak penting secara tidak sadar, sebenarnya bunyi yang banyak dan berbeda-beda
itu telah kita kelompokkan dalam satu kesatuan dalam bunyi yang penting untuk
menandai perbedaan arti itu. Selanjutnya, kesatuan bunyi itu kita sebut morfem
atau dengan kata lain fonem adalah kesatuan bunyi terkecil yang fungsional yang
mampu membedakan makna atau arti kata.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
Pengertian Fonem
Fonem adalah satuan
terkecil bunyi bahasa yang fungsional yang dapat membedakan makna atau arti kata.
Umumnya bunyi bahasa dibedakan atas vokal dan konsonan. Bahasa
Jerman mempunyai 40 fonem yaitu 25 fonem konsonan dan 15 fonem vocal.
a. Fonem vokal bahasa Jerman
Bahasa Jerman ditulis menggunakan aksara Latin. Sebagai tambahan
dari ke-26 huruf yang ada terdapat tiga simbol untuk vokal dengan umlaut: ä, ö
dan ü, ditambah Eszett atau "s tajam": ß. Apabila alat penulisan
tidak memiliki simbol-simbol tambahan tersebut, ä, ö, dan ü masing-masing dapat
digantikan dengan "ae", "oe", dan "ue", serta ß
digantikan dengan "ss.
Namun pada dasarnya terdapat 15 fonem vokal. Ada 4 fitur yang
digunakan yaitu posisi lidah vertikal (vertical Zungenlage / Öffnungsgrad),
posisi lidah horizontal (Horizontale Zungenlage / Klangfarbe), bibir bulat (
Lippenrundung) dan tegang / kendor (gespannt/ ungespannt).
Wort
|
Zungenposition
Horizontal/ Klangfarbe
|
Zungenposition
Vertical/ Öffnungsgrad
|
Weiterenotwendige Unterscheidungmerkmale
(Rundung/Länge/Gespanntheit
Zungenposition bzw. Öffnungsgrad
|
fragte (a:)
|
Zentral
|
Niedrig / Offen
|
Lang
|
Vortrag (o:)
|
Hinten
|
Mittel / Mittel
|
Gespannt
|
Wahn ( a:)
|
Zentral
|
Niedrig / Offen
|
Lang
|
Sprache (‘)
|
Zentral
|
Mittel / Mittel
|
Mittelhoch/Eher Geschlossen
|
Zuhörenden ( Ö )
|
Vorn
|
Mittel / Mittel
|
Gerundet / Gespannt
|
Auditorium ( ö : )
|
Hinten
|
Mittel / Mittel
|
Gespannt
|
Stop (ç )
|
Hinten
|
Mittel / Mittel
|
Ungespannt
|
Sie ( I: )
|
Vorn
|
Hoch / Geschlossen
|
Ungerundet /
Gespannt
|
zügige ( y:)
|
Vorn
|
Hoch / Geschlossen
|
Gerundet / Gespannt
|
fetten ( E )
|
Vorn
|
Mittel / Mittel
|
Ungerundet /
Ungespannt
|
Nee ( e: )
|
Vorn
|
Mittel / Mittel
|
Ungerundet /
Gespannt
|
b. Sistem konsonan bahasa Jerman
Menurut Hengartner dan Niederhauser (1993) dalam system konsonan
bahasa Jerman bunyi konsonan dihasilkan berdasarkan tempat artikulasi (Artikulationsort)
dan cara artikulasi (Artikulationsart). Menurut Ternes (1990), tempat artikulasi
pada sistem konsonan bahasa Jerman memiliki lima tempat. Berdasarkan tempat
artikulasinya dapat dibedakan menjadi:
1.
Bilabial, yaitu konsonan yang
terjadi pada kedua belah bibir; bibir bawah merapat pada bibir atas.
2.
Dental, yakni konsonan yang
terjadi pada gigi bawah dan bibir atas; bibir bawah merapat pada bibir atas.
3.
Palatal, yaitu konsonan yang
terjadi pada daun lidah dan gusi, dalam hal ini daun lidah menempel pada gusi.
4.
Velar, yakni konsonan yang
terjadi pada pangkal lidah dan velum atau langit-langit lunak.
5.
Gottal, yaitu konsonan yang
terjadi pada bunyi yang tidak dihasilkan oleh artikulator tetapi oleh penutup
glottis secara total.
Sementara, cara artikulasi pada sistem konsonan bahasa Jerman
memiliki tujuh cara artikulasi, yaitu berdasarkan cara artikulasinya dibedakan atas:
1.
Letupan (Verschlusslaute). Di sini artikulator
sepenuhnya menutup aliran udara, sehingga udara mampat di belakang tempat
penutupan itu.
2.
Geseran (Frikative). Di sini artikulator
aktif mendekati artikulator pasif, membentuk celah sempit, sehingga udara yang
lewat mendapat gangguan di celah itu.
3.
Paduana (Affrikaten). Di sini artikulator
aktif menghambat sepenuhnya aliran udara, lalu membentuk celah sempit dengan
artikulator pasif. Cara ini merupakan gabungan antara hanbatan dan frikatif.
4.
Sengauan (nasal). Di
sini artikulator menghambat sepenuhnya aliran udara melalui mulut, tetapi
membiarkannya keluar melaui rongga hidung dengan bebas.
5.
Getaran (vibrant). Di sini artikulator
aktif melakukan kontak beruntun dengan artikulator pasif, sehingga getaran
bunyi itu terjadi berulang-ulang.
6.
Sampingan (lateral). Di
sini artikulator aktif menghambat aliran udara pada bagian tengah mulut; lalu
nenbiarkan udara keluar melalui samping lidah.
7.
Hampiran (Approximant). Di sini artikulator
aktif dan pasif membentuk ruang yang mendekati posisi terbuka seperti pada
pembentukan vokal, tetapi tidak cukup sempit untuk menghasilkan konsonan
geseran dan hampiran.
Di bawah ini merupakan tabel sistem konsonan bahasa jerman yang
dihasilkan dari perpaduan antara tempat artikulasi dan cara artikulasinya,
sehingga menghasilkan bunyi konsonan
bahasa jerman.
c. Diftong atau vokal rangkap bahasa Jerman
Disebut diftong atau
vokal rangkap karena posisi lidah ketika memproduksi bunyi ini pada bagian
awalnya dan bagian akhirnya tidak sama. Ketidaksamaan itu menyangkut tinggi
rendahnya lidah, bagian lidah yang bergerak, serta strukturnya. Namun yang
dihasilkan bukan dua buah bunyi, melainkan hanya sebuah bunyi karena berada
dalam satu silabel. Contoh diftong dalam bahasa Jerman /el/ seperti pada kata Riegel
( baut ) dan Schachtel ( kotak ).
PENUTUP
Fonem adalah satuan terkecil bunyi
bahasa yang fungsional yang dapat membedakan makna atau arti kata. Dalam bahasa
jerman terdapat 40 fonem yaitu 25 fonem konsonan dan 15 fonem vocal. Dalam
fonem vokal bahasa jerman terdapat 3 simbol terdapat tiga simbol
untuk vokal dengan umlaut: ä, ö dan ü, ditambah Eszett atau "s
tajam": ß.
Sedangkan
fonem konsonan dalam bahasa jerman menurut Hengartner dan Niederhauser (1993),
kosonan dihasilkan berdasarkan tempat artkulasi (Artikulationsort) dan cara
artikulasi (Artikulationsart). Menurut Ternes (1990), tempat artikulasi pada
sistem konsonan bahasa Jerman memiliki lima tempat yaitu:
1.
Letupan (Verschlussenlaute).
2.
Geseran (Frikative).
3.
Paduana (Affrikative).
4.
Sengauan (Nasal)
5.
Getaran (Vibrant).
Adapun Diftong atau
vocal rangkap dalam bahasa jerman disebut diftong atau vokal rangkap karena
posisi lidah ketika memproduksi bunyi ini pada bagian awalnya dan bagian
akhirnya tidak sama.
Info yng bagus, cuma mata saya sakit sebab font dn background yg kmu gunakan. Cuba ikut konsep CASPER.
BalasHapusInfo yng bagus, cuma mata saya sakit sebab font dn background yg kmu gunakan. Cuba ikut konsep CASPER.
BalasHapus