Masalah dalam pelajaran bahasa Jerman


Masalah dalam pelajaran bahasa Jerman
Salah satu bahasa asing yang diajarkan di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA) di Indonesia adalah bahasa Jerman. Dalam pengajaran bahasa Jerman pada dasarnya siswa diajarkan dan diarahkan untuk dapat menggunakan bahasa tersebut dalam berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan orang di sekelilingnya yang juga dapat menggunakan bahasa Jerman. Melalui interaksi tersebut siswa berkomunikasi untuk menyatakan pendapat dan keinginannya lewat bahasa yang baik dan benar. Ini berarti, melalui pengajaran bahasa diharapkan siswa dapat terampil berbahasa. Adapun keterampilan berbahasa tersebut mencakup empat aspek ketermpilan yaitu: keterampilan menyimak (Hörfertigkeit), keterampilan membaca (Lesefertigkeit), keterampilan berbicara (Sprechfertigkeit) dan keterampilan  menulis (Schreibfertigkeit).
Namun dalam kenyataannya siswa masih banyak mengalami kesulitan dalam memahami materi. Penguasaan kosakata diduga menjadi salah satu faktor yang dapat memengaruhi siswa dalam memahami materi pelajaran. Masalah yang sering dihadapi oleh siswa adalah bagaimana ia dapat menyimpan kosakata baru dalam ingatannya dengan baik dan menerapkannya dalam kegiatan berbahasa. Kecenderungan lemahnya kemampuan pemahaman siswa ini dilatarbelakangi antara lain oleh faktor fisik, psikologis, kosakata dan faktor struktur. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan tingkat kemampuan berbahasa setiap siswa berbeda-beda.
   Selain itu dalam pengajaran bahasa Jerman, khususnya aspek berbicara, siswa dituntut untuk memperhatikan struktur dan tata bahasa. Faktor ini mengakibatkan siswa tidak memiliki keberanian untuk berbicara karena takut melakukan kesalahan dan menjadi bahan tertawaan siswa lainnya.


0 komentar: